Net Zero Policy: Kolaborasi Global dalam Kebijakan Iklim

Perubahan iklim bukan lagi isu masa depan—ia sudah ada di depan mata. Dari gelombang panas ekstrem, banjir bandang, hingga krisis pangan global, dampaknya makin terasa di seluruh dunia. Karena sifatnya lintas batas, masalah iklim nggak bisa diselesaikan oleh satu negara saja. Butuh kebijakan net zero global yang bisa menyatukan langkah negara-negara untuk mengurangi emisi dan menjaga keberlanjutan bumi.

Apa Itu Net Zero Policy?

Secara sederhana, net zero berarti jumlah emisi gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer seimbang dengan jumlah emisi yang diserap kembali oleh bumi, misalnya melalui hutan, lautan, atau teknologi penangkap karbon.

Tujuan Kebijakan Net Zero

  1. Mengurangi Emisi Global – terutama dari energi fosil, industri, dan transportasi.
  2. Meningkatkan Kapasitas Penyerapan – lewat reforestasi, teknologi carbon capture, dan inovasi hijau.
  3. Menjaga Keadilan Iklim – negara maju dengan emisi historis besar wajib bantu negara berkembang.

Mengapa Net Zero Harus Bersifat Global?

Emisi Tidak Mengenal Batas Negara

Gas rumah kaca yang dilepas di satu negara menyebar ke seluruh atmosfer. Jadi, usaha satu negara saja tidak cukup.

Keterkaitan Ekonomi Global

Rantai pasok internasional membuat jejak karbon satu produk bisa tersebar di banyak negara. Misalnya, smartphone diproduksi di Asia, komponennya dari Eropa, dipasarkan di Amerika.

Keadilan Iklim

Negara berkembang sering jadi korban paling parah dari perubahan iklim, padahal kontribusi emisi mereka relatif kecil. Net zero global memastikan ada strategi bersama menuju net zero dengan pembagian tanggung jawab yang adil.

Artikel Diplomasi Iklim: Kolaborasi Digital untuk Planet membahas lebih lanjut tentang pentingnya kerja sama digital dalam mendorong kesepakatan iklim internasional.

Strategi Global untuk Mencapai Net Zero

1. Transisi Energi Bersih

Pergeseran dari energi fosil ke energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan hidro adalah kunci.

2. Dekarbonisasi Industri

Industri baja, semen, dan kimia adalah penyumbang emisi besar. Inovasi hijau seperti bahan bakar hidrogen bisa jadi solusi.

3. Transportasi Rendah Emisi

Mobil listrik, transportasi publik berbasis energi bersih, hingga logistik ramah lingkungan jadi bagian penting kebijakan net zero.

4. Restorasi Alam

Hutan hujan tropis, mangrove, dan ekosistem laut adalah penyerap karbon alami. Reforestasi jadi langkah strategis.

5. Inovasi Teknologi

Teknologi carbon capture and storage (CCS) hingga geoengineering bisa membantu menyeimbangkan emisi.

Tantangan Mewujudkan Net Zero Global

Perbedaan Kepentingan Negara

Negara maju punya teknologi, tapi negara berkembang masih bergantung pada energi fosil murah.

Pendanaan Iklim

Proyek transisi energi dan restorasi butuh dana ratusan miliar dolar. Mekanisme pendanaan iklim global masih sering jadi perdebatan. Artikel Mekanisme Pendanaan Iklim untuk Proyek Inovatif menjelaskan detail soal implementasi kebijakan iklim global dengan skema keuangan berkelanjutan.

Teknologi Belum Merata

Energi terbarukan atau CCS masih mahal dan belum bisa diakses semua negara.

Komitmen Politik

Tidak semua pemimpin negara punya prioritas yang sama dalam isu iklim, terutama jika berbenturan dengan kepentingan ekonomi jangka pendek.

Peran Diplomasi Global

COP (Conference of Parties)

Ajang tahunan ini jadi forum utama untuk menyepakati langkah global menuju net zero.

Perjanjian Paris

Kesepakatan bersejarah ini menetapkan target menjaga kenaikan suhu bumi di bawah 1,5°C.

Aliansi Negara dan Kota

Selain negara, kota besar juga berperan penting. Urban diplomacy (diplomasi antar kota) bisa mempercepat adopsi kebijakan ramah iklim.

Studi Kasus Kolaborasi Net Zero

  • Uni Eropa: menargetkan net zero 2050 dengan European Green Deal.
  • China: menargetkan net zero 2060, meski masih tergantung batu bara.
  • Indonesia: deklarasi target net zero 2060, dengan fokus pada energi terbarukan dan reforestasi.

Masa Depan Net Zero Policy

Ke depan, kebijakan net zero global akan makin dipengaruhi oleh:

  • Teknologi hijau: semakin murah dan terjangkau.
  • Digitalisasi: data real-time emisi membantu monitoring global.
  • Tekanan publik: generasi muda makin vokal menuntut aksi nyata iklim.
  • Kolaborasi lintas sektor: bukan cuma pemerintah, tapi juga sektor swasta, akademisi, dan masyarakat sipil.

Kebijakan net zero global bukan hal yang mudah, tapi sangat mungkin dicapai jika ada komitmen bersama. Kuncinya ada pada kolaborasi lintas negara, transparansi, dan keberanian berinvestasi pada solusi hijau.

Pada akhirnya, net zero bukan hanya soal angka di laporan emisi, tapi tentang masa depan generasi berikutnya. Apakah kita ingin mewariskan bumi yang layak huni atau justru penuh krisis? Jawabannya ada di kolaborasi global hari ini.