Ketimpangan Global di Era Digital
Di balik kemajuan teknologi digital yang luar biasa, tersimpan sebuah tantangan besar yang jarang disorot: ketimpangan digital global. Meskipun dunia sudah makin terkoneksi, tidak semua orang menikmati akses yang sama terhadap teknologi. Artikel ini akan mengupas bagaimana ketimpangan ini muncul, siapa yang terdampak, dan apa dampaknya terhadap pembangunan global yang adil.
Apa Itu Ketimpangan Digital?
Ketimpangan digital atau digital divide merujuk pada kesenjangan antara individu atau komunitas yang memiliki akses terhadap teknologi informasi dan internet, dan mereka yang tidak. Ini bukan sekadar soal sinyal atau Wi-Fi, tapi juga menyangkut perangkat, literasi digital, hingga kemampuan memanfaatkan teknologi untuk peningkatan kualitas hidup.
Dimensi Ketimpangan Digital Global
Akses Infrastruktur Teknologi
Negara maju cenderung memiliki infrastruktur digital yang jauh lebih canggih dibanding negara berkembang. Hal ini mencakup:
- Jaringan internet cepat dan stabil
- Akses terhadap perangkat pintar
- Harga layanan internet yang terjangkau
Sebaliknya, banyak wilayah di Afrika, Asia Selatan, dan daerah terpencil di negara berkembang masih kesulitan mengakses jaringan dasar sekalipun.
Literasi Digital
Tak cukup hanya punya koneksi internet. Banyak orang di dunia masih belum memahami cara menggunakan teknologi secara produktif dan aman. Literasi digital yang rendah membuat masyarakat tidak bisa memanfaatkan teknologi untuk pendidikan, pekerjaan, atau pelayanan publik.
Gender dan Ketimpangan Teknologi
Perempuan di banyak negara berkembang memiliki akses yang lebih terbatas dibanding laki-laki, terutama dalam hal kepemilikan perangkat digital. Ini memperparah jurang kesenjangan dalam pendidikan dan peluang ekonomi.
Dampak Ketimpangan Digital dalam Skala Global
Ekonomi: Negara Berkembang Tertinggal Lebih Jauh
Kesenjangan digital memperkuat kesenjangan ekonomi global. Negara yang tidak bisa beradaptasi dengan transformasi digital akan semakin tertinggal dalam produktivitas dan daya saing global.
Lihat juga: Jejak Ekonomi Global: Negara Berkembang dalam Peta Dunia
Pendidikan: Akses Tidak Merata ke Pembelajaran Daring
Saat pandemi COVID-19, jutaan pelajar kehilangan akses belajar karena tidak memiliki koneksi internet atau perangkat. Ini memperjelas betapa pentingnya digitalisasi yang inklusif untuk sektor pendidikan.
(Lihat juga: [Pendidikan Inklusif sebagai Hak Global] dengan anchor: inklusi pendidikan)
Keadilan Sosial: Risiko Marginalisasi Digital
Kelompok rentan seperti lansia, difabel, dan masyarakat miskin semakin termarjinalkan jika tidak mendapat dukungan dalam akses teknologi. Inilah tantangan besar dalam mewujudkan keadilan digital global.
Lihat juga: Tantangan Global dalam Keadilan Digital dengan anchor: digital divide
Upaya Mengatasi Ketimpangan Digital
Investasi Infrastruktur di Negara Berkembang
Organisasi global dan negara maju mulai menyalurkan bantuan untuk membangun infrastruktur digital di negara berkembang. Proyek satelit internet, jaringan fiber optik, hingga jaringan 5G menjadi bagian dari solusi.
Program Literasi Digital Massal
Banyak NGO dan pemerintah meluncurkan pelatihan digital gratis untuk guru, pelajar, dan pelaku UMKM agar lebih siap menghadapi ekonomi digital. Program ini penting agar teknologi bisa diakses dan dimanfaatkan oleh semua.
Regulasi Harga dan Akses yang Adil
Pemerintah perlu campur tangan untuk mencegah komersialisasi berlebihan yang membuat internet mahal dan tidak terjangkau. Internet bukan lagi sekadar layanan, tapi kebutuhan dasar.
Masa Depan Inklusif Lewat Teknologi
Jika dunia serius mengejar pembangunan berkelanjutan dan inklusif, maka akses teknologi harus menjadi bagian dari hak dasar manusia. Ketimpangan digital bukan hanya isu teknologi, tapi persoalan keadilan global.
Transformasi digital harus menjangkau semua kalangan, tidak boleh hanya dinikmati oleh segelintir orang di kota besar atau negara maju. Dengan kolaborasi lintas negara, sektor swasta, dan masyarakat sipil, dunia bisa menjembatani digital divide dan menciptakan masa depan yang lebih setara dan inklusif untuk semua.