Ekonomi Digital Feminis untuk Dunia yang Setara
Dunia digital membuka banyak peluang, tapi juga bisa menciptakan ketimpangan baru jika tidak dikelola secara adil. Dalam konteks ini, pendekatan ekonomi digital yang feminis hadir sebagai upaya untuk memastikan bahwa transformasi teknologi tidak hanya menguntungkan sebagian kelompok saja, melainkan juga memberdayakan perempuan dan kelompok terpinggirkan.
Apa Itu Ekonomi Digital Feminis?
Ekonomi digital feminis adalah pendekatan yang memadukan prinsip kesetaraan gender dengan perkembangan teknologi digital. Fokusnya adalah pada pemerataan akses, partisipasi aktif, serta pengaruh perempuan dalam ekosistem ekonomi digital, mulai dari sektor teknologi, keuangan, hingga kewirausahaan.
Pendekatan ini menyoroti bahwa teknologi bukan hal netral—ia bisa memperkuat bias gender jika tidak dirancang dan diterapkan secara inklusif.
Mengapa Pendekatan Feminis Dibutuhkan di Ekonomi Digital?
Kesenjangan Akses Teknologi
Di banyak wilayah, perempuan masih mengalami hambatan untuk mengakses internet, perangkat digital, atau pelatihan teknologi. Ini membuat mereka tertinggal dalam mendapatkan peluang kerja, belajar, atau berwirausaha secara digital.
Minimnya Representasi di Industri Teknologi
Jumlah perempuan yang bekerja atau berperan sebagai pemimpin di sektor teknologi masih jauh di bawah laki-laki. Padahal, keterlibatan perempuan bisa membawa perspektif baru dalam desain teknologi yang lebih adil dan responsif terhadap kebutuhan semua pengguna.
Risiko Kekerasan Berbasis Gender Digital
Perempuan lebih rentan mengalami kekerasan siber, pelecehan online, atau penyalahgunaan data pribadi. Ekonomi digital feminis menuntut perlindungan yang lebih kuat dan regulasi yang berpihak pada keselamatan digital perempuan.
Pilar Utama Ekonomi Digital Feminis
1. Inklusi Akses Digital
Semua orang, termasuk perempuan dan kelompok rentan, harus bisa mengakses internet dan perangkat digital dengan biaya terjangkau. Ini termasuk pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal dan program literasi digital yang responsif gender.
2. Kepemimpinan Perempuan dalam Inovasi
Mendorong lebih banyak perempuan menjadi founder startup, developer, hingga peneliti teknologi. Ini bisa dilakukan lewat insentif, beasiswa, dan ekosistem dukungan untuk perempuan di STEM (Science, Technology, Engineering, Math).
3. Platform yang Aman dan Inklusif
Desain digital harus mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan pengguna perempuan. Mulai dari fitur pelaporan kekerasan online hingga algoritma yang tidak bias gender.
4. Ekonomi Kreatif Berbasis Gender
Mendorong pelaku usaha perempuan di sektor kreatif untuk menggunakan teknologi digital dalam pemasaran, produksi, hingga distribusi. E-commerce, social media, dan platform digital harus mendukung pelaku UMKM perempuan secara aktif.
5. Kebijakan Publik yang Adil Gender
Pemerintah dan pembuat kebijakan perlu menyusun regulasi yang menjamin inklusi ekonomi berbasis gender, baik dari segi akses modal, pelatihan digital, hingga perlindungan hukum dalam ruang digital.
Contoh Praktik Baik di Berbagai Negara
- Kenya: Program “Ajira Digital” memberikan pelatihan digital khusus untuk perempuan muda agar bisa bekerja dari rumah.
- India: Platform "Digital Beti" mendorong literasi digital di kalangan perempuan pedesaan.
- Indonesia: Program pelatihan perempuan UMKM berbasis digital oleh Kementerian PPPA dan berbagai startup lokal.
Inisiatif-inisiatif ini memperlihatkan bahwa dengan strategi yang tepat, kesetaraan di dunia digital bisa dicapai.
Peran Komunitas dan Sektor Swasta
Komunitas lokal dan pelaku industri teknologi memiliki peran besar dalam membangun ekosistem ekonomi digital yang lebih setara. Dukungan bisa berupa:
- Mentorship dan inkubasi startup perempuan
- Hackathon atau kompetisi teknologi dengan tema kesetaraan gender
- Kampanye anti-kekerasan digital
- Platform marketplace inklusif untuk produk UMKM perempuan
Dalam konteks ini, program seperti akses teknologi di daerah terpencil juga harus memperhatikan keterlibatan perempuan sebagai pengguna aktif dan bukan hanya penerima pasif.
Tantangan dan Peluang
Tantangan utamanya ada pada:
- Budaya patriarki yang masih kuat di banyak negara
- Kurangnya data terpilah gender dalam kebijakan teknologi
- Pembiayaan yang minim untuk inisiatif perempuan digital
Namun peluangnya sangat besar:
- Pertumbuhan e-commerce yang pesat
- Perkembangan fintech inklusif
- Ekosistem startup yang makin terbuka
- Kolaborasi global yang mendukung inklusi digital
Narasi Penutup: Saatnya Ekonomi Digital Lebih Berkeadilan
Ekonomi digital yang feminis bukan soal mengistimewakan perempuan, tapi menciptakan sistem yang adil dan setara untuk semua. Dengan memperhatikan akses, keamanan, representasi, dan kebijakan yang inklusif, kita bisa mendorong kesetaraan akses bagi perempuan dalam ruang digital.
Inilah saatnya merancang masa depan teknologi yang tidak hanya canggih, tapi juga adil dan manusiawi bagi semua gender. Sebab di dunia yang makin terkoneksi, keadilan digital adalah fondasi dari kemajuan yang berkelanjutan.